Siatem Kerja Power supply TV Polytron
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Kali ini saya akan membahas secara detail tentang system
atau cara kerja power supply tv tabung polytron khususnya pada area primer.
Hampir semua peralatan elektronik menggunakan power supply
dengan metode yang dinamakan SMPS atau switch mode power supply.
Berdasarkan cara kerjanya rangkaian SMPS ini dibagi menjadi 3 jenis.
1. SMPS dengan Transistor sebagai final driver (bisa ditemukan pada tv merk china)
2. SMPS dengan ic Hybrid untuk driver-nya. Contoh ic hybrid adalah STR W XXXX ( dapat ditemukan pada smps tv sharp atau LG.
3. SMPS dengan mosfet sebagai final driver. Bisa ditemukan pada tv polytron dan tv TCL.
Yang akan kita bahas disini adalah SMPS dengan mosfet
sebagai final driver nya.
Sesuai dengan namanya yaitu SMPS atau Switch Mode Power
Supply maka cara kerja Power supply ini menggunakan mode switching atau
pensakelaran, dimana yang bertindak sebagai sakelarnya adalah mosfet yaitu
dengan cara menyalakan dan mematikan tegangan yang masuk kedalam transformator
switching dengan lebar pulsa termodulasi istilah kerennya PWM atau pulse width
modulation.
Umumnya tv merk
polytron tipe mosfet yang sering digunakan adalah FS7UM dan 7n65, yang berarti
mosfet itu memiliki daya 7 ampere dan 650 volt.
Mari kita bahas detailnya dimulai dari saat pertama kali tv
dinyalakan.
Secara teknis diagram dasar dari SMPS digambarkan seperti
ini.
Saat pertama kali tv dihubungkan ke sumber tegangan PLN ac
220 volt, maka terlebih dahulu akan masuk ke sirkuit yang dinamakan line filter
atau E.M.I filter (electromagnetic interference).
Fungsi dari line filter ini adalah untuk meredam atau
menghilangkan sinyal-sinyal liar yang tidak diinginkan ke suatu perangkat
elektronik atau sistem elektronik yang sedang beroperasi.
Efek yang ditimbulkan jika rangkaian line filter ini
bermasalah cukup beragam, misalnya terdapat gangguan gambar garis bintik-bintik
di layar TV dan gangguan suara pada
bagian audio.
Dari line filter kemudian masuk ke blok rectifier atau
penyearah. Disini tegangan ac 220 volt disearahkan menjadi tegangan dc 300 volt
dan difilter oleh kapasitor elektrolit. Jika salah satu diode ini short maka
akan menyebabkan fuse putus atau mcb trip. Kerusakan yang sering terjadi adalah
nilai dari elko ini berubah baik itu kapasitas nya maupun ESR-nya. Kerusakan
pada elko ini cukup bervariasi mulai tv tidak mau start, munculnya gambar
serat-serat kayu pada layar televisi bahkan lebih parahnya lagi pada mcb bisa
lansung trip saat pertama kali tv dinyalakan.
Selanjutnya agar switcher atau mosfet dan trafo swiching
dapat ber-osilasi maka dibutuhkan trigger atau tegangan pemicu, maka dalam hal
ini diperlukan rangkaian start up. Komponen dari rangkaian start up ini adalah
resistor R534, diode zener D515 dengan breakdown voltage 6,2 volt dan Resistor
R532 dan R533 sebagai pembagi tegangan.
Tegangan di titik ini sudah cukup untuk menswitch ic 501 atau mosfet 7n65 untuk memulai self oscillation atau berosilasi sendiri. Dalam kondisi normal maka pada kaki gate ini teukur nilai tegangan sebesar 3 volt sampai 5 volt.
Setelah berosilasi maka pada trafo switching terdapat
induksi medan magnet yang akan menghasilkan output tegangan sekunder. Proses
terjadinya induksi medan magnet di dalam trafo switching dikenal dengan istilah
proses magnetisasi dan demagnetisasi.
Dimana proses magnetisasi adalah proses ketika trafo
switching menghasilkan medan magnet artinya mosfet dalam kondisi on dan proses
demagnetisasi adalah ketika trafo switching melepaskan medan magnet untuk
meng-induksi kumparan sekunder yang berarti mosfet dalam kondisi off. Akibat
dari proses magnetisasi dan demagnetisasi yang berulang-ulang dan dengan
frekuensi yang tinggi pada kumparan primer ini maka pada kumparan sekunder trafo switching
akan muncul nilai tegangan.
Proses demagnetisasi yang tidak sempurna akan menimbulkan
tegangan spike atau lonjakan tegangan yang sangat besar pada kumparan primer,
hal ini dapat meyebabkan switcher atau mosfet rusak maka untuk memecahkan
masalah ini dipasanglah rangkaian snubber. Konfigurasi dari rangkaian snubber
cukup bervariasi tergantung dari model dan merk tv-nya.
Pada tv polytron ini konfigurasi nya menggunakan 2 buah
komponen yaitu kapasitor keramik dan
resistor yang di seri ke ground. Namun pada tipe tertentu bisa dijumpai
konfigurasi dengan diode dan kapasitor bahkan jika daya nya kecil cukup dengan
1 buah diode saja.
Selanjutnya karena bagian switcher ini telah berosilasi dan
pada bagian sekunder sudah menghasilkan tegangan maka dari sini tegangan start
up di ambil alih oleh tegangan dari kumparan sekunder ini.
Seperti yang sudah saya katakan diawal tadi bahwa SMPS
adalah jenis power supply dengan metode pensakelaran otomatis berkecepatan
tinggi dengan menggunakan system PWM maka harus ada bagian atau rangkaian yang
memproduksi sinyal PWM atau frekuensi dengan nilai tertentu.
Nilai frekuensi pada tipe SMPS biasanya berkisar antara 20
sampai 35 Khz. Dengan bahasa sederhananya mosfet ini akan hidup dan mati
sekitar 20 ribu sampai 35 ribu kali per detik untuk melakukan proses
magnetisasi dan demagnetisasi trafo switching.
Dan sinyal PWM ini dihasilkan dari rangkaian konfigurasi inductor, resistor dan
kapasitor dengan sumber tegangan dari kumparan sekunder trafo switching. Di pin
ini akan terdapat tegangan sebesar 14 volt.
Sinyal pwm ini sendiri memiliki bentuk gelombang kotak.
Dimana garis yang
berada diatas menunjukan periode on dan pada garis yang dibawah adalah periode
off nya. Maka dalam satu detik akan terdapat 20ribu sampai 35 ribu gelombang
kotak seperti ini.
Dalam hal ini berlaku rumus jika lebar pulsa pada periode on
lebih lama maka output tegangan sekunder akan naik dan sebaliknya jika lebar
pulsa pada periode off lebih lama maka tegangan pada output akan rendah.
Maka hal ini dimanfaatkan untuk mengontrol tegangan output
sekunder agar tetap stabil dan digunakan juga untuk mengontrol tegangan saat
dalam posisi stand by dan posisi power on. Silahkan tonton video saya yang ini
dan yang ini untuk lebih jelas nya.
Ini adalah bentuk gelombang dan lebar pulsa saat tv dalam
keadaan stand by
Dan yang ini adalah bentuk gelomabang dan lebar pulsa saat
dalam kondisi power on.
Muncul pertanyaan komponen apa saja yang bertanggung jawab
dalam mengontrol lebar pulsa ini?
Jawabannya adalah transistor T507 yang dikontrol oleh
rangkaian feedback yaitu ic optocoupler pc817 dan rangkaian error amp TL431.
Sebagai rangkaian over current protector disini di bentuk
dari konfigurasi dua buah transistor NPN dan PNP bersama dengan resistor yang
diseri ke ground.
Resistor-resistor ini berfungsi untuk mengatur tingkat
kepekaan dari over current protector itu sendiri sekaligus sebagai jalur
negative menuju switcher atau mosfet 7n65.
Sampai disini semoga rekan-rekan teknisi bisa memahami cara
kerja rangkaian power supply pada tv polytron ini.
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Kali ini saya akan membahas secara detail tentang system
atau cara kerja power supply tv tabung polytron khususnya pada area primer.
Hampir semua peralatan elektronik menggunakan power supply
dengan metode yang dinamakan SMPS atau switch mode power supply.
Berdasarkan cara kerjanya rangkaian SMPS ini dibagi menjadi
3 jenis
1.
SMPS dengan Transistor sebagai final driver
(bisa ditemukan pada tv merk china)
2.
SMPS dengan ic Hybrid untuk driver-nya. Contoh
ic hybrid adalah STR W XXXX ( dapat ditemukan pada smps tv sharp atau LG)
3.
SMPS dengan mosfet sebagai final driver. Bisa
ditemukan pada tv polytron dan tv TCL
Yang akan kita bahas disini adalah SMPS dengan mosfet
sebagai final driver nya.
Sesuai dengan namanya yaitu SMPS atau Switch Mode Power
Supply maka cara kerja Power supply ini menggunakan mode switching atau
pensakelaran, dimana yang bertindak sebagai sakelarnya adalah mosfet yaitu
dengan cara menyalakan dan mematikan tegangan yang masuk kedalam transformator
switching dengan lebar pulsa termodulasi istilah kerennya PWM atau pulse width
modulation.
Umumnya tv merk
polytron tipe mosfet yang sering digunakan adalah FS7UM dan 7n65, yang berarti
mosfet itu memiliki daya 7 ampere dan 650 volt.
Mari kita bahas detailnya dimulai dari saat pertama kali tv
dinyalakan.
Secara teknis diagram dasar dari SMPS digambarkan seperti
ini.
Saat pertama kali tv dihubungkan ke sumber tegangan PLN ac
220 volt, maka terlebih dahulu akan masuk ke sirkuit yang dinamakan line filter
atau E.M.I filter (electromagnetic interference).
Fungsi dari line filter ini adalah untuk meredam atau
menghilangkan sinyal-sinyal liar yang tidak diinginkan ke suatu perangkat
elektronik atau sistem elektronik yang sedang beroperasi.
Efek yang ditimbulkan jika rangkaian line filter ini
bermasalah cukup beragam, misalnya terdapat gangguan gambar garis bintik-bintik
di layar TV dan gangguan suara pada
bagian audio.
Dari line filter kemudian masuk ke blok rectifier atau
penyearah. Disini tegangan ac 220 volt disearahkan menjadi tegangan dc 300 volt
dan difilter oleh kapasitor elektrolit. Jika salah satu diode ini short maka
akan menyebabkan fuse putus atau mcb trip. Kerusakan yang sering terjadi adalah
nilai dari elko ini berubah baik itu kapasitas nya maupun ESR-nya. Kerusakan
pada elko ini cukup bervariasi mulai tv tidak mau start, munculnya gambar
serat-serat kayu pada layar televisi bahkan lebih parahnya lagi pada mcb bisa
lansung trip saat pertama kali tv dinyalakan.
Selanjutnya agar switcher atau mosfet dan trafo swiching
dapat ber-osilasi maka dibutuhkan trigger atau tegangan pemicu, maka dalam hal
ini diperlukan rangkaian start up. Komponen dari rangkaian start up ini adalah
resistor R534, diode zener D515 dengan breakdown voltage 6,2 volt dan Resistor
R532 dan R533 sebagai pembagi tegangan.
Tegangan di titik ini sudah cukup untuk menswitch ic 501
atau mosfet 7n65 untuk memulai self oscillation atau berosilasi sendiri. Dalam
kondisi normal maka pada kaki gate ini teukur nilai tegangan sebesar 3 volt
sampai 5 volt.
Setelah berosilasi maka pada trafo switching terdapat
induksi medan magnet yang akan menghasilkan output tegangan sekunder. Proses
terjadinya induksi medan magnet di dalam trafo switching dikenal dengan istilah
proses magnetisasi dan demagnetisasi.
Dimana proses magnetisasi adalah proses ketika trafo
switching menghasilkan medan magnet artinya mosfet dalam kondisi on dan proses
demagnetisasi adalah ketika trafo switching melepaskan medan magnet untuk
meng-induksi kumparan sekunder yang berarti mosfet dalam kondisi off. Akibat
dari proses magnetisasi dan demagnetisasi yang berulang-ulang dan dengan
frekuensi yang tinggi pada kumparan primer ini maka pada kumparan sekunder trafo switching
akan muncul nilai tegangan.
Proses demagnetisasi yang tidak sempurna akan menimbulkan
tegangan spike atau lonjakan tegangan yang sangat besar pada kumparan primer,
hal ini dapat meyebabkan switcher atau mosfet rusak maka untuk memecahkan
masalah ini dipasanglah rangkaian snubber. Konfigurasi dari rangkaian snubber
cukup bervariasi tergantung dari model dan merk tv-nya.
Pada tv polytron ini konfigurasi nya menggunakan 2 buah
komponen yaitu kapasitor keramik dan
resistor yang di seri ke ground. Namun pada tipe tertentu bisa dijumpai
konfigurasi dengan diode dan kapasitor bahkan jika daya nya kecil cukup dengan
1 buah diode saja.
Selanjutnya karena bagian switcher ini telah berosilasi dan
pada bagian sekunder sudah menghasilkan tegangan maka dari sini tegangan start
up di ambil alih oleh tegangan dari kumparan sekunder ini.
Seperti yang sudah saya katakan diawal tadi bahwa SMPS
adalah jenis power supply dengan metode pensakelaran otomatis berkecepatan
tinggi dengan menggunakan system PWM maka harus ada bagian atau rangkaian yang
memproduksi sinyal PWM atau frekuensi dengan nilai tertentu.
Nilai frekuensi pada tipe SMPS biasanya berkisar antara 20
sampai 35 Khz. Dengan bahasa sederhananya mosfet ini akan hidup dan mati
sekitar 20 ribu sampai 35 ribu kali per detik untuk melakukan proses
magnetisasi dan demagnetisasi trafo switching.
Dan sinyal PWM ini dihasilkan dari rangkaian konfigurasi inductor, resistor dan
kapasitor dengan sumber tegangan dari kumparan sekunder trafo switching. Di pin
ini akan terdapat tegangan sebesar 14 volt.
Sinyal pwm ini sendiri memiliki bentuk gelombang kotak.
Dimana garis yang
berada diatas menunjukan periode on dan pada garis yang dibawah adalah periode
off nya. Maka dalam satu detik akan terdapat 20ribu sampai 35 ribu gelombang
kotak seperti ini.
Dalam hal ini berlaku rumus jika lebar pulsa pada periode on
lebih lama maka output tegangan sekunder akan naik dan sebaliknya jika lebar
pulsa pada periode off lebih lama maka tegangan pada output akan rendah.
Maka hal ini dimanfaatkan untuk mengontrol tegangan output
sekunder agar tetap stabil dan digunakan juga untuk mengontrol tegangan saat
dalam posisi stand by dan posisi power on. Silahkan tonton video saya yang ini
dan yang ini untuk lebih jelas nya.
Ini adalah bentuk gelombang dan lebar pulsa saat tv dalam
keadaan stand by
Dan yang ini adalah bentuk gelomabang dan lebar pulsa saat
dalam kondisi power on.
Muncul pertanyaan komponen apa saja yang bertanggung jawab
dalam mengontrol lebar pulsa ini?
Jawabannya adalah transistor T507 yang dikontrol oleh
rangkaian feedback yaitu ic optocoupler pc817 dan rangkaian error amp TL431.
Sebagai rangkaian over current protector disini di bentuk
dari konfigurasi dua buah transistor NPN dan PNP bersama dengan resistor yang
diseri ke ground.
Resistor-resistor ini berfungsi untuk mengatur tingkat
kepekaan dari over current protector itu sendiri sekaligus sebagai jalur
negative menuju switcher atau mosfet 7n65.
Sampai disini semoga rekan-rekan teknisi bisa memahami cara
kerja rangkaian power supply pada tv polytron ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar